Pada masa sebelum ada mesin cetak di dunia ini, buku dan tulisan itu amat jarang di dapat. Bayangkan, Aristoteles misalnya,
saat menulis buku, jumlahnya cuma satu, kalau ada murid ingin baca, harus nulis ulang,
ilmu amat lambat. Kondisi ini mengakibatkan ilmu pengetahuan hanya dikusai oleh segelintir orang, amat elitis. Hingga abad 15 masehi, keadaan seperti itulah yang
terjadi. Ilmu dan informasi bergerak amat lambat, hanya dikuasai ol;eh elit penguasa. Agama yang berkembang pun amat elitis, misalnya di Barat hanya agama Katolik yang kuat. Kenapa demikian? karena Bible masih langka. Orang yang boleh membaca Bible hanyalah para pemuka agama. Rakyat boleh memahami Bible harus
lewat para pemimpinnya, yaitu para pastur. Keadaan itu mengalami perubahan di mulai tahun tahun 1450an, tatkala seorang penemu Jerman,
Johannes Gutenberg menemukan mesin cetak. Mesin cetak temuan Gutenber dipakai untuk mencetak Alkitab. Ribuan injil dapat
dicetak saat itu. Dulunya yg baca injil hanya
pemuka agama, namun setelah jumlah injil banyak, mulailah rakyat biasa-pun bisa membacanya. Terjadi penyebaran
pengetahuan yang cukup cepat. Munculah Martin Luther
(1483-1546) juga di Jerman. Martin Luther membawa reformasi pemikiran kristen, sehingga akhirnya melahirkan "agama baru" Kristen
Protestan. Jadi penemuan mesin cetak telah
berpengaruh terhadap agama saat itu. Penemuan teknologi cetak membawa perubahan sejarah di Eropa dan dunia, termasuk munculnya renaisance. Karena keberadaan mesin cetak, maka tulisan barang cetakan
berkembang, budaya intelektual dan individualisme pun jg berkembang pesat.
Perkembangan ICT sekarang pun juga
mengubah sejarah manusia, kebudayaan dan bahkan politik.
Saat gelombang radio ditemukan oleh Marconi,
media radio menjadi kepanjangan media lisan, mampu mempopulerkan cerita sandiwara, musik hingga mewujudkan keakraban sosial. Mirip karakter komunikasi lisan, makanya radio disebut oleh Mc Luhan sebagai extention of ears. Saat TV berkembang mendunia,
munculah konsep Global Village (desa global) karena dunia bisa saksikan peristiwa
yang sama secara bersamaan. TV menjadi perpanjangan alat indera manusia (extention of sense).
Sekarang terjadi revolusi teknologi
konvergensi, sehingga menyatukan media penyiaran, internet, telekomunikasi dan pers. Inilah SMART ERA, dimana media dan teknologi amat pintar saling terkoneksi dan layanannya berpusat pada USER.
Penentu segalanya adalah USER. Dengan teknologi SMART, terjadi
technical connectivity berimbas terjadi pula social connectivity, masyarakat dunia
tersambung menjadi Global Brain berbasis multimedia, multipatform, dan multichannel.
Milyaran orang tersambung secara
teknis, maka tersambung pula secara sosial, sehingga mereka jadi smart, pintar karena bisa sharing
informasi & ilmu. Itulah GLOBAL BRAIN, milyaran
manusia di dunia tersambung seperti sel sel otak yg salingg terkoneksi ciptakan pikiran
cerdas. Begitupun Dunia.
Gadget anda yang namanya smart
phone itu, adalah media konvergens, selain sebagai telpon, bisa gantikan koran,
radio, hingga PC. Text berita, radio, tv, film,
internet, social media (networks teman-teman dan relasi Anda) skrg ada di kantong
anda. Alat itu jadi segalanya.
Ada istilah THE MEDIUM IS THE
MESSAGE, kehadiran smart phone (BB, tab, iPad dll) memiliki makna. Sifat
teknologi membawa pesan ttt. Kalau anda buka tab (internet) anda
bisa baca apa saja, dari Quran, Hadis, Injil, ilmu pengetahuan, hingga pornografi
yg erotik.
Brarti kehadiran teknologi smart
adalah kehadiran liberalisme. User dihadapkn pilihan, mau jadi orang baik dan pintar
atau mau rusak, silahkan. Itulah prinsip liberalisme, orang
dianggap bisa memilih yang terbaik untuk dirinya, teknologi menjadi sarana mudah untuk beri
pilihan.